~*~ Kisah Sang Pencinta Maut "Al-Barra' Bin Malik " Sahabat Kesayangan Rasulullah SAW ~*~





~*~ Kisah Sang Pencinta Maut "Al-Barra' Bin Malik" Sahabat Kesayangan Rasulullah SAW ~*~

       
       Dia adalah salah seorang di antara dua bersaudara yang hidup mengabdikan diri kepada Allah SWT, dan telah mengikat janji dengan Rasulullah SAW yang tumbuh dan berkembang bersama masa. Yang pertama bernama Anas Bin Malik khadam Rasulullah SAW. Ibunya bernama Ummu Sulaim membawanya kepada Rasul, sedang umurnya ketika itu baru sepuluh tahun, seraya katanya :

"Ya Rasulullah...! Ini Anas, pelayan anda yang akan melayani anda, do'akanlah ia kepada Allah SWT!" 

       Rasulullah mencium anak itu antara kedua matanya lalu mendo'akannya, do'a yang akan tetap membimbing usianya yang panjang ke arah kebaikan dan keberkahan...Rasul SAW telah mendo'akannya dengan kata-kata berikut :

"Ya Allah...banyakkanlah harta dan anaknya, berkatilah ia dan masukkanlah ia ke surga...!"

       Ia hidup sampai usia 99 tahun dan diberi-Nya anak dan cucu yang banyak, begitu pula Allah SWT memberinya rizki, berupa kebun yang luas dan subur, yang dapat menghasilkan panen buah-buahan dua kali dalam setahun...!   Subhanallah...

       Sedang yang kedua dari dua bersaudara itu adalah Barra' Bin Malik (adik Anas bin Malik)...Ia termasuk golongan terkemuka dan terhormat, menjalani kehidupannya dengan bersemboyan "Allah Dan Surga..."
Dan barang siapa melihatnya ia sedang berperang mempertahankan Agama Allah SWT, niscaya akan melihat hal ajaib di balik ajaib...!
Ketika ia berhadapan pedang dengan orang-orang musyrik, Barra' bukanlah orang yang hanya mencari kemenangan, sekalipun kemenangan termasuk tujuan...Tetapi tujuan akhirnya ialah mencari syahid...Seluruh cita-citanya mati syahid, menemui ajalnya di salah satu gelanggang pertempuran dalam mempertahankan haq dan melenyapkan bathil...

       Dia tak pernah ketinggalan dalam setiap peperangan baik bersama Rasul SAW ataupun tidak. Pada suatu hari teman-temannya datang mengunjunginya, ia sedang sakit, dibacanya air muka mereka lalu katanya :

"Mungkin kalian takut aku mati di atas tempat tidurku. Tidak, demi Allah, Tuhan tidak akan menghalangiku mati syahid...!"

       Allah SWT benar-benar telah meluluskan harapannya, ia tidak mati di atas tempat tidurnya, tetapi ia gugur menemui syahid dalam salah satu pertempuran yang terdahsyat...!

       Kepahlawanan Barra' di medan perang Yamamah wajar dan cocok dengan watak serta tabiatnya. Wajar untuk seorang pahlawan yang sampai-sampai Umar mewasiatkan agar ia jangan jadi komandan pasukan, disebabkan keberaniannya yang luar biasa, keperwiraan dan ketetapan hatinya menghadang maut...
Semua sifatnya itu akan menyebabkan kepemimpinannya dalam pasukan membahayakan anak buahnya dan dapat membawa kebinasaan...!

       Barra' berdiri di medan perang Yamamah, ketika balatentara Islam yang berada dibawah komando Khalid, bersiap-siap untuk menyerbu. Ia berdiri dan merasakan detik-detik itu, yakni saat sebelum panglimanya memerintahkan maju, amat lama sekali, bertahun-tahun layaknya. Kedua matanya yang tajam bergerak-gerak dengan cepatnya menyelusuri seluruh medan tempur, seolah-olah sedang mencari-cari tempat bersemayam yang sebaik-baiknya untuk seorang pahlawan. Memang tak ada yang menyibukkannya di antara segala urusan dunia, kecuali tujuan yang satu ini!
       Dimulai dengan berjatuhannya korban di pihak kaum musyrikin penyeru kedhaliman dan kebathilan akibat ketajaman dan tebasan pedangnya Al-Barra' yang ampuh...Kemudian di akhir pertempuran, suatu pukulan pedang mengenai tubuhnya dari tangan seorang musyrik, menyebabkan tubuh kasarnya jatuh ke tanah, sementara tubuh halusnya menempuh jalannya membumbung ke tingkat yang tertinggi ke mahligai para syuhada' tempat kembalinya orang-orang yang beroleh berkah...!
Itulah khayalannya ketika ia menunggu komando.

       Khalid mengumandangkan takbir "Allahu Akbar", maka majulah seluruh barisan yang bersatu padu menuju sasarannya, dan maju pula sang pengagum maut Barra' bin Malik...

       Ia terus mengejar anak buah dan pengikut si pembohong Musailamah Al-Kadzab dengan pedangnya, hingga mereka berjatuhan laksana daun kering di musim rontok. Padahal tentara Musailamah bukanlah tentara yang lemah dan sedikit jumlahnya...bahkan ia adalah tentara murtad yang sangat kejam, bengis, dan paling berbahaya...

       Baik bilangan maupun perlawanan serta perjuangan mati-matian prajuritnya, merupakan bahaya di atas semua bahaya...!

       Mereka menjawab serangan Kaum Muslimin dengan perlawanan yang mencapai puncak kekerasannya sehingga hampir-hampir mereka mengambil alih kendali pertempuran dan merubah perlawanan mereka menjadi serangan balasan...
Dan pada waktu itulah kegelisahan terasa merembes ke dalam barisan Kaum Muslimin. Melihat situasi ini, para komandan dan pimpinan pasukan sambil terus bertempur berdiri di atas pelana, berseru dengan kelimat-kalimat yang membangkitkan semangat dan meneguhkan hati.

       Barra' bin Malik mempunyai suara indah dan keras...ia di panggil oleh panglima Khalid, dimintanya untuk buka suara...Maka Barra' pun menyerukan kata-kata yang penuh gemblengan semangat kepahlawanan, beralasan dan kuat...

"Wahai penduduk Madinah...! Tak ada Madinah bagi kalian sekarang. Yang ada hanya Allah dan surga...!"

       Sungguh!   Ucapan itu menunjukkan jiwa pembicaranya, dan menjelaskan watak akhlaknya. Benarlah...yang tinggal hanyalah Allah SWT dan Surga-Nya!   Karena di dalam suasana dan tempat seperti ini, tidaklah wajar kalau ada pikiran-pikiran kepada yang lain walau kota Madinah, ibu kota negara Islam, tempat rumah tangga, isteri dan anak-anak mereka!   Yah!   sekarang tidak patut bagi mereka untuk berpikir kesana!   Sebab bila mereka sampai di kalahkan, maka tak ada artinya kota Madinah lagi...!
       Dan...kata-kata Barra' ini meresap laksana...laksana apakah?   Setiap tamsil apapun tidaklah tepat, karena tidak sepadan dengan hasil yang ditimbulkannya. Maka baiklah kita katakan saja, kata-kata Barra' ini telah meresap dan itu sudah cukup...!   Dan dalam waktu yang tidak lama, suasana pertempuran pun kembali kepada keadaannya semula...

       Kaum Muslimin beroleh kemajuan sebagai pendahuluan bagi suatu kemenangan yang gemilang. Dan orang-orang musyrikin tersungkur ke jurang kekalahan yang amat pahit...Pada saat itu Barra' bersama kawan-kawannya berjalan dengan bendera Muhammad SAW hendak mencapai tujuan yang utama...
Orang-orang musyrik mundur dan melarikan diri ke belakang. Mereka berkumpul dan berlindung di suatu perkebunan besar yang mereka ambil sebagai benteng pertahanan.

       Pertempuran menjadi reda, dan semangat Muslimn agak surut. Dan jika begini keadaannya, maka dengan siasat yang di pakai anak buah serta tentara Musailamah (si nabi palsu) bertahan di perkebunan itu, mungkin saja suasana peperangan akan berbalik dan berubah arah lagi.

       Maka di saat yang genting itu, Barra' naik ke suatu tempat yang tinggi, lalu berseru,

"Wahai Kaum Muslimin, bawalah aku dan lemparkan ke tengah-tengah mereka ke dalam kebun itu...!"

       Bukankah sudah kita ketahui bahwa Barra' tidak mencari kemenangan tetapi mencari syahid...?   Ia benar-benar telah membayangkan bahwa langkah ini adalah penutup yang terbaik bagi kehidupannya, dan bentuk yang terindah untuk kematiannya...!   Subhanallah...
Sewaktu ia di lemparkan dalam kebun itu nanti, maka ia segera membukakan pintu bagi Kaum Muslimin, dan bersamaan itu pedang-pedang orang musyrikin akan melukai dan mengoyak-ngoyak tubuhnya, tetapi di waktu itu pula pintu-pintu surga akan terbuka lebar memperlihatkan kemewahan dan kenikmatannya untuk menyambut mempelai baru dan mulia...!   Subhanallah...

       Dan Barra' rupanya tidak menunggu ia di gotong dan di lemparkan, malah ia sendiri yang memanjat dinding dan melemparkan dirinya ke dalam kebun dan langsung membuka pintu yang terus di serbu oleh tentara Islam...Akan tetapi mimpi Barra' belum lagi terlaksana, tak ada rupanya pedang-pedang musyrikin yang sampai mencabut nyawanya...hingga tidak pula ia menemukan kematian yang selama ini didambakan...Maka benarlah apa yang di katakan oleh Abu Bakar r.a :

"Songsong dan carilah kematian, pasti akan mendapatkan kehidupan...!"

       Memang tubuh pahlawan Barra' itu mendapat lebih dari 80 tusukan dari pedang-pedang musyrikin menyebabkannya menderita luka lebih dari 80 lubang, sehingga sebulan sesudah perang berlalu masih juga dideritanya, dan Khalid sendiri ikut merawatnya di waktu itu. Tetapi semua yang menimpa dirinya ini belum lagi dapat mengantarkannya kepada apa yang di cita-citakannya...Subhanallah...
       Namun yang demikian itu tidak menyebabkan Barra' berputus asa...

Kafir dan musyrik masih menyerang...
Melintang menghalangi Agama Allah SWT berkembang
Seruan jihad tetap berkumandang...
Jalan ke surga masih terbentang.

       Dahulu Rasulullah SAW meramalkan bahwa permintaan dan do'anya akan di kabulkan Allah SWT. Tinggal baginya tetap berdo'a...memohon dikaruniai mati syahid, dan ia tak perlu buru-buru, karena setiap ajal sudah ada ketentuannya...!
       Sekarang Barra' telah sembuh dari luka-luka perang Yamamah...Dan kini ia maju lagi bersama pasukan tentara Islam yang pergi hendak menghalau semua kekuatan kedhaliman ke jurang kehancurannya, yakni nun di sana...di mana masih berdiri dua kerajaan raksasa dan aniaya, yaitu Romawi dan Persi, yang dengan tentaranya yang ganas menduduki negeri-negeri Allah SWT, memperbudak hamba-hamba-Nya dan mengintip kelengahan ummat Islam...Barra' memukulkan pedangnya dan di setiap tempat bekas pukulan itu berdiri dinding yang kukuh dalam membina alam baru yang akan tumbuh di bawah bendera Islam dengan cepat tak ubahnya bagai timbulnya matahari menjelang siang...

       Dan dalam salah satu peperangan di Irak, orang-orang Persi mempergunakan setiap cara yang rendah dan biadap yang dapat mereka lakukan sebagai perlindungan. Mereka menggunakan penggaet-penggaet yang di ikatkan ke ujung rantai yang di panaskan dengan api, dan mereka lempar dari dalam benteng mereka, hingga dapat menyambar kaum Muslimin dan menggaetnya secara tiba-tiba sedang korban tidak dapat melepaskan dirinya.
       Adapun Barra' dan kakaknya Anas bin Malik mendapat tugas bersama sekelompok Kaum Muslimin untuk merebut salah satu benteng-benteng itu. Tetapi tiba-tiba salah satu penggaet ini jatuh dan menyangkut ke tubuh Anas, sedang ia tidak sanggup memegang rantai untuk melepaskan dirinya, karena masih panas dan menyala...Barra' menyaksikan peristiwa yang seram ini...Dengan cepat ia menuju saudaranya yang sedang di tarik ke atas oleh penggaet dengan talinya yang panas menuju lantai dinding benteng...Dan dengan keberaniannya yang luar biasa dipegangnya rantai itu dengan kedua tangannya, lalu di renggut dan disentakkannya kuat-kuat, hingga akhirnya ia dapat melepaskan diri dari rantai itu, dan selamatlah Anas bin Malik (kakak Barra') dari bahaya.

       Dan bersama orang-orang disekelilingnya dilihatnya kedua telapak tangannya itu tidak ada lagi di tempatnya...!   Subhanallah...
Dagingnya rupa-rupanyatelah meleleh karena terbakar dan yang tinggal hanyalah kerangkanya yang memerah coklat dan terbakar hangus...!
       Sang pahlawan Barra' kembali menghabiskan waktu yang cukup lama pula untuk memulihkan luka bakarnya sampai sembuh betul...!   Subhanallah...

       Apakah be,um juga datang masanya bagi si pencinta maut itu untuk mencapai maksudnya?   Sudah, sekarang sudah datang masanya...!   Inilah dia pertempuran Tutsur akan datang, dan di sinilah balatentara Islam akan berhadapan dengan balatentara Persi, dan disinilah pula Barra' dapat merayakan pestanya yang terbesar...
       Penduduk Ahwaz dan Persi telah berhimpun dalam suatu pasukan tentara yang amat besar hendak menyerang Kaum Muslimin...Amirul Mukminin Umar Bin Khattab menulis surat kepada Sa'ad bin Abi Waqqash di Kufah agar mengirimkan pasukan tentara ke Ahwaz...dan menulis surat pula kepada Abu Musa Al-Asy'ari di Basrah agar mengirimkan juga pasukan ke Ahwaz, sambil berpesan dalam surat itu :

"Angkatlah sebagai komandan pasukan Suhail bin 'Adi dan hendaklah ia di dampingi oleh Barra' bin Malik...!"
       Dan bertemulah pasukan yang datang dari Kufah dengan yang datang dari Basrah untuk menghadapi tentara Persi di suatu pertempuran yang seru dan seram. Di kalangan tentara Islam terdapat dua orang bersaudara utama yaitu Anas bin Malik dan Barra' bin Malik...Pertempuran di mulai dengan perang tanding satu lawan satu, Barra' sendiri menjatuhkan musuh sampai 100 penantang dari Persi...Kemudian berkecamuklah perang yang berbaur di antara kedua pasukan dan dari kedua belah pihak berjatuhan korban yang tak sedikit.

       Sebagian sahabat mendekati Barra' sementara perang sedang berlangsung itu, mereka menghimbaunya sambil berkata,
"Masih ingatkah engkau, hai Barra' akan sabda Rasul SAW tentang dirimu,
'Berapa banyak orang yang berambut kusut masai dan berdebu dan punya hanya dua pakaian lapuk hingga tidak di perhatikan orang sama sekali, padahal seandainya ia memohon kutukan kepada Allah bagi mereka, pastilah akan diluluskannya...! Dan di antara orang-orang itu ialah Barra' bin Malik...!'
Wahai Barra'...bersumpahlah kamu kepada Tuhanmu, agar Ia mengalahkan musuh dan menolong kita...!"
       Maka Barra' pun mengangkat kedua tangannya ke arah langit dengan berendah diri lalu berdo'a,

"Ya Allah, kalahkan mereka...dan tolonglah kami atas mereka...dan pertemukanlah daku hari ini dengan Nabi-Mu...!"
       Dilayangkannya pandangannya yang lama kepada saudaranya Anas yang berperang berdampingan dengannya, seakan-akan hendak mengucapkan selamat tinggal...Dan menyerbulah Kaum Muslimin dengan keberanian yang tak takut mati, suatu keberanian yang tak di kenal dunia kecuali dari mereka...dan mereka pun beroleh kemenangan, yah!   Suatu kemengan yang nyata...!   Subhanallah...

       Dan di tengah-tengah para Syuhada' yang jadi kurban pertempuran, terdapatlah Barra' dengan wajahnya yang menampilkan senyuman, senyum manis seperti cahaya fajar. Tangan kanannya sedang menggenggam segumpal tanah berlumuran darah, yaitu darahnya yang suci...dan pedangnya masih tergeletak di sampingnya...kuat tak terpatahkan, rata tanpa goresan...Musafir itu telah sampai ke kampungnya...Bersama-sama temannya yang syahid ia telah mencapai perjalanan hidup yang agung lagi mulia, dan mereka menerima panggilan dari Ilahi, 

"Itulah surga yang Kami wariskan untuk kalian, sebagai balasan atas amal perbatan kalian...!"
(QS. 7 Al-A'raf : 43).
Subhanallah...Semoga bermanfaat buat kita semua...Amin...


&^_^&   &*_*&




      


 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar